Tak percuma sekitar 5.000 penonton di Istora Senayan meneriakkan nama Simon Santoso berkali-kali di final Djarum Indonesia Open Super Series 2012. Lewat perjuangan keras selama tiga set, Simon akhirnya tampil sebagai juara.
Dalam final tunggal putra yang digelar Minggu (17/6/2012), Simon menuntaskan permainan dalam waktu 1 jam 19 menit dan menyudahi perlawanan Du lewat rubber game, 21-18 13-21 21-11.
Di set pertama, Simon sempat melejit sangat jauh, 17-7. Namun keunggulan yang lebar itu perlahan dikikis oleh Du yang bermain ngotot dan tanpa beban sampai posisi 20-18. Tapi pada akhirnya Simon bisa menutup set pertama ini dengan keunggulan 21-18.
Permainan terbaik Simon gagal ia tampilkan di set kedua. Du yang ditempatkan sebagai unggulan kedelapan pun memegang kendali permainan sejak awal. Du sempat memimpin 11-4 sebelum Simon menipiskan skor jadi 13-11 saja. Tapi banyaknya kesalahan sendiri yang dibuat Simon membuat unggulan ketujuh itu menyerah 13-21 di set kedua.
Di set pamungkas, Simon bermain lebih fokus dan tenang. Kemampuannya untuk mengendalikan permainan dan tidak terburu-buru dalam menyelesaikan angka berbuah manis. Setelah berkejaran hingga posisi 6-6, Simon mulai lepas dan sempat unggul 14-6. Gelar juara pun dikunci pemain 26 tahun itu setelah menang telak 21-11 di ujung permainan.
Setelah pertandingan usai, Simon terlihat berlutut di lapangan dan berteriak melepaskan ketegangannya. Di tengah tepukan riuh para pendukungnya, Simon kemudian memeluk pelatihnya, Agus Dwi Santoso.
Sukses Simon menjinakkan Du menghasilkan titel Indonesia Open pertama buat pemuda asal Tegal itu. Sebelum ini, Simon sempat melaju ke final Indonesia Open pada tahun 2008 tapi ia takluk di tangan seniornya, Sony Dwi Kuncoro.
Simon juga menyamakan rekor pertemuannya dengan Du Pengyu. Dua pemain ini sudah empat kali berjumpa dan keduanya sama-sama pernah menang dua kali.
0 komentar:
Posting Komentar