Pasang Iklan Disini!

20 Juni 2012

Kondisi Global akan Ganjal Gerak IHSG



Seiring kejatuhan bursa Eropa dan Amerika Serikat, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Kamis berpotensi mengalami penurunan tajam. 
Kepala Riset MNC Securities, Edwin Sebayang mengatakan di Jakarta, Kamis, belum sempat IHSG mencicipi kenaikan akibat tertahan pelemahan rupiah terhadap dolar AS, IHSG berpotensi tersapu "tsunami" dalam perdagangan di akhir Mei ini. 
"Hal ini merujuk pada kejatuhan tajam bursa utama Eropa dan AS pada perdagangan semalam, seperti indeks FTSE yang turun 93,86 poin (1,74 persen), Dax melemah 116,04 poin (1,81 persen) dan CAC merosot 69,12 poin (2,24 persen) dan turun tajamnya indeks Dow Jones sebesar 160,83 poin (1,28 persen)," katanya. 
Seiring kondisi itu, nilai tukar mata uang euro juga mencapai level terendah selama 23 bulan terakhir terhadap dolar AS akibat kekhawatiran situasi perbankan Spanyol yang akan mendorong melonjaknya tingkat imbal hasil obligasi pemerintah tenor 10 tahun mendekati level tertinggi November 2011 sebesar 7 persen. 

Namun, di sisi lain, kejatuhan tajam harga minyak Nymex sebesar 3,69 persen pada level 87,41 dolar AS per barel menjadi sentimen positif bagi saham sektor konsumer, perbankan, aneka industri, properti, konstruksi, infrastruktur dan semen. 
"Hal ini tentunya akan menekan biaya produksi bagi emiten," ujarnya.

Edwin menambahkan untuk pergerakan indeks diprediksi akan berada pada level 3.8763.938. Sementara saham-saham yang layak diperhatikan antara lain saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR).

0 komentar:

Posting Komentar

*