Pasang Iklan Disini!

12 September 2015

Wisatawan Asing di Bali Habiskan Hampir 2 Juta per hari

 
Bank Indonesia mencatat total rata-rata pengeluaran wisatawan mancanegara sebesar 125,93 dollar AS atau sekitar Rp 1,76 juta (kurs Rp 14.000 per dollar AS) per hari. Hal itu didasarkan pada hasil survei Perilaku wisatawan mancanegara.

Selain itu, BI juga mencatat bahwa rata-rata lama tinggal wisatawan mancanegara mencapai 7,66 hari.

"Angka pengeluaran ini lebih rendah dibandingkan pengeluaran wisman pada periode yang sama pada tahun 2014 lalu, yaitu mencapai 190,07 dollar AS per hari. Sementara rata-rata lama tinggal mencapai 8,19 hari," kata Dewi Setyowati, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Rabu (9/9/2015).

Dewi juga menyampaikan bahwa ada tiga jenis pengeluaran yang mendominasi pengeluaran wisman di tahun 2015 adalah yakni akomodasi sebesar 26,69 persen, makan dan minum sebesar 18,53 persen dan belanja serta belanja harian mencapa 14,80 persen.



Dilihat dari negara asalnya, wisman asal Amerika Serikat merupakan wisatawan dengan pengeluaran harian terbesar dengan nilai sebesar 188,10 dollar AS dan Malaysia sebesar 170,90 dollar AS.

Sementara untuk pengeluaran terendah adalah wisman asal Singapura yaitu 90,82 dollar AS. Waktu tinggal paling lama adalah Australia mencapai 9,28 hari, disusul wisman Amerika Serikat selama 9,06 hari.

10 September 2015

5 Paket Kebijakan Ekonomi

 

Bank Indonesia (BI) mengeluarkan lima kebijakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Lima kebijakan itu dikeluarkan setelah pemerintah mengumumkan tiga paket kebijakan yang disebut dengan paket kebijakan September 1.
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menyampaikan, kebijakan BI yang pertama adalah memperkuat pengendalian inflasi dan mendorong sektor riil dari sisi suplai perekonomian. Dalam hal ini, BI akan memperkuat koordinasi Tim Pengendalian Inflasi (TPI) dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dalam rangka akselerasi implementasi roadmap pengendalian inflasi nasional dan daerah.
"Saat ini, telah terdapat lebih dari 430 TPID di seluruh Indonesia dan telah memiliki roadmap inflasi daerah. Bank Indonesia akan terus melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat maupun daerah untuk mengimplementasikan roadmap tersebut," kata Agus di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (9/9/2015).
Selanjutnya, BI juga ingin memperkuat kerja sama ekonomi dan keuangan daerah antara Bank Indonesia dan pemerintah pusat dan daerah. Penguatan kerja sama ini dilakukan agar ekonomi dan keuangan daerah memiliki derap langkah yang sama dengan pemerintah pusat. Kedua, kata Agus, BI juga ingin menjaga stabilisasi nilai tukar rupiah. Caranya ialah dengan menjaga kepercayaan pelaku pasar di pasar valas melalui pengendalian volatitas nilai tukar rupiah dan memelihara kepercayaan pasar terhadap pasar surat berharga negara (SBN) melalui pembelian di pasar sekunder.
"Dengan tetap memperhatikan dampaknya terhadap ketersediaan SBN bagi inflow dan likuiditas pasar uang," ujarnya.
Kebijakan ketiga, lanjut Agus, BI ingin memperkuat pengelolaan likuiditas rupiah. Langkah yang ditempuh adalah mengubah mekanisme lelang reverse repo SBN dari variable rate tender menjadi fixed rate tender serta menyesuaikan pricing reverse repo SBN dan memperpanjang tenor dengan menerbitkan reverse repo SBN tiga bulan.
Selanjutnya, BI juga mengambil kebijakan mengubah mekanisme lelang sertifikat deposito Bank Indonesia (SDBI) dari variable rate tender menjadi fixed rate tender dan menyesuaikan pricing SDBI serta menerbitkan SDBI tenor enam bulan.
Selain itu, diambil juga kebijakan menerbitkan kembali sertifikat Bank Indonesia (SBI) bertenor sembilan bulan dan 12 bulan dengan mekanisme lelang fixed rate tender dan menyesuaikan pricing. Kebijakan keempat adalah memperkuat pengelolaan supply and demand valas. Dalam posisi ini, BI akan menyesuaikan frekuensi lelang Foreign Exchange Swap dari dua kali seminggu menjadi satu kali seminggu dan mengubah mekanisme lelang Term Deposit Valas dari variable rate tender menjadi fixed rate tender, menyesuaikan pricing, dan memperpanjang tenor sampai dengan tiga bulan.
Langkah menurunkan batas pembelian valas juga ditempuh BI. Caranya ialah dengan pembuktian dokumen underlying dari 100.000 dollar AS yang berlaku saat ini menjadi 25.000 dollar AS per nasabah per bulan dan mewajibkan penggunaan NPWP.
"Mempercepat proses persetujuan utang luar negeri bank dengan tetap memperhatikan asas kehati-hatian," ucap Agus.
Kebijakan kelima adalah mengenai langkah-langkah lanjutan untuk pendalaman pasar uang. BI menyediakan fasilitas swap hedging untuk mendukung investasi infrastruktur sekaligus memperkuat cadangan devisa.
"Menyempurnakan ketentuan tentang pasar uang yang mencakup seluruh komponen pengembangan pasar, instrumen, pelaku, dan infrastruktur," kata Agus.

Sumber : Kompas.com

09 September 2015

28 September 2015 Bulan Merah Darah , Apakah Pertanda Kiamat ?

Bulan Merah Darah, Benarkah Kiamat Jatuh pada 28 September?  

Banyak penganut teori konspirasi yang memprediksi bahwa sebuah bencana besar akan menghancurkan peradaban sebagai akibat naiknya bulan darah dan tabarakan meteor.

Zaman berakhirnya dunia--diperkirakan terjadi pada periode antara 22-28 September--muncul dalam perkiraan di berbagai blog dan situs. Hari-hari itu ditandai sebagai waktu kemungkinan bencana terjadi.

Dikatakan bahwa pada 28 September  2015 penduduk Bumi akan melihat bulan berubah warna menjadi seperti darah. Beberapa orang berpikir akhir hari akan tiba dengan munculnya fenomena tersebut.

Gemma Lavender, editor Majalah Semua Tentang Angkasa, meminta warga untuk tetap tenang. "Ada klaim bahwa dengan bulan semakin dekat ke Bumi, ada peningkatan risiko kejadian seperti gempa bumi dan letusan gunung berapi. Semua adalah palsu," kata Lavender kepada Liverpool Echo dikutip dari Mirror.

"Dengan bulan yang lebih dekat dengan kita (bumi) daripada biasanya, dan menyediakan malam yang cerah, pengamat harusnya mengambil keuntungan dari laut yang menakjubkan bersama kawah dan gunung indah, yang dapat diamati dengan teropong atau teleskop."

Selain teori konspirasi, banyak teori Alkitab yang telah menggambarkan fenomena jatuhnya meteor sebagai awal dari tujuh tahun kesusahan. Namun teori-teori tersebut, yang secara terbatas dianut oleh kelompok minoritas gereja, juga dibantah oleh ilmuwan.

Sumber : id.Yahoo.com