Suporter Timnas. Foto:google
JAKARTA - Salut buat timnas Indonesia. Dengan persiapan serba darurat, Firman Utina dkk berhasil meraih hasil positif di leg pertama babak kualifikasi Piala Dunia zona Asia putaran II. Bertandang ke Olympic Stadium Ashgabat, timnas yang hanya berbekal persiapan lima hari berhasil menahan seri tuan rumah Turkmenistan dengan skor 1-1. Hasil ini membuat peluang timnas Merah Putih lolos ke babak berikutnya terbuka lebar. Sebab leg kedua akan digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) pada Kamis lusa (28/7). Dengan hasil positif di laga away ini pasti akan membuat pecinta bola tanah air akan berbondong bondong memenuhi GBK. Dengan hasil 1-0 saja Indonesia akan lolos ke putaran berikutnya.
Saat berangkat ke Ashgabat tim yang kini dibesut Wim Wijsbergen dan asisten Rahmad Darmawan itu diragukan. Tapi perjuangan yang ditunjukkan timnas Merah Putih di lapangan layak diapresiasi meski secara permainan sama sekali belum terlihat bentuknya.
Dalam pertandingan tadi malam pola timnas Merah Putih tidak kelihatan. Strategi 4-3-3 dengan kombinasi 4-3-2-1 seperti yang dirancang sebelum berangkat tidak jalan. Itu karena kondisi lapangan yang sungguh sangat tidak layak untuk menggelar pertandingan internasional.
Seperti yang pernah dikatakan mantan pelatih timnas Alfred Riedl saat membawa timnas pra Olimpiade di stasion yang sama awal tahun lalu. Saat itu pelatih asal Austria itu mengatakan jika lapangan Olimpic Stadium, Ashgabat adalah lapangan terburuk yang pernah dia lihat di sepanjang karir.
Di babak pertama, tuan rumah yang unggul stamina dan postur langsung tampil dengan permainan cepat. Itu membuat barisan belakang Indonesia berjibaku dan beberapa kali membuat pelanggaran di dekat kotak terlarang. Berawal dari pelanggaran itulah The Green, julukan Turkmenistan akhirnya berhasil menjebol Indonesia yang dikawal Ferry Rotinsulu lewat free kick V Krendelev.
Tapi Indonesia yang tampil penuh semangat berhasil menyamakan kedudukan lewat sonteken pemain asal Persija Jakarta M. Ilham di menit ke-29 memanfaatkan kemelut di depan gawang Turkmenistan.
Tanpa mengecilkan peran pemain lainya, kehadiran Boaz Solossa di lini depan membuat timnas lebih bertaji dan menakutkan. Bertandem dengan Cristian Gonzales, pemain terbaik dan top scorer Indonesia Super League (ISL) musim 2010/2011 itu berkali-kali berhasil merepotkan benteng pertahanan tuan rumah. Dengan skill individunya yang diatas rata-rata, pemain yang namanya dicoret dari skuad Piala AFF 2010 itu dengan mudah melewati barisan belakang lawan.
Di menit ke-76 Indonesia mendapat keuntungan ketika striker tuan rumah A Gevorkyan mendapat kartu merah langsung setelah memukul salah satu pemain Indonesia di saat Turkmenistan bersiap melakukan tendangan bebas di depan gawang Ferry Rotinsulu. Sayang, keunggulan jumlah pemain tidak mampu dimanfaatkan Firman Utina dkk untuk memenangkan pertandingan.
0 komentar:
Posting Komentar