Manfaat dan Fadilah Membaca Surat YASIN:
1 .Artinya : Tidak seorang pun akan mati, lalu dibacakan Yasin di sisinya, melainkan Allah akan memudahkan (kematian itu) atasnya"
2. Artinya : Bacakanlah surat Yasin kepada orang yang akan mati di antara kamu".
3. Artinya : Siapa yang membaca surat Yasin di pagi hari maka akan dimudahkan (untuknya) urusan hari itu sampai sore. Dan siapa yang membacanya di awal malam (sore hari) maka akan dimudahkan urusannya malam itu sampai pagi".
4. Artinya : Sesungguhnya tiap-tiap sesuatu mempunyai hati dan hati (inti) Al-Qur’an itu ialah surat Yasin. Siapa yang membacanya maka Allah akan memberikan pahala bagi bacaannya itu seperti pahala membaca Al-Qur’an sepuluh kali".
5. Artinya : Siapa yang membaca surat Yasin satu kali, seolah-olah ia membaca Al-Qur’an sepuluh kali".(Hadits Riwayat Baihaqi dalam Syu’abul Iman)
6. Artinya : Siapa yang membaca surat Yasin satu kali, seolah-olah ia membaca Al-Qur’an dua kali".(Hadits Riwayat Baihaqi dalam Syu’abul Iman
7. Artinya : Siapa yang membaca surat Yasin pada permulaan siang (pagi hari) maka akan diluluskan semua hajatnya
8. Artinya : Siapa yang terus menerus membaca surat Yasin pada setiap malam, kemudian ia mati maka ia mati syahid
9. Artinya : Siapa yang membaca surat Yasin pada malam hari karena mencari keridhaan Allah, niscaya Allah mengampuni dosanya
10. Artinya : Siapa yang membaca surat Yasin dalam suatu malam, maka ketika ia bangun pagi hari diampuni dosanya dan siapa yang membaca surat Ad-Dukhan pada malam Jum’at maka ketika ia bangun pagi hari diampuni dosanya
Kedudukan dan derajat hadits diatas berdasarkan no diatas :
1. Hadist tersebut diriwayatkan oleh Abu Nu’aim dalam kitab Akhbaru Ashbahan I :188. Dalam sanad hadits ini terdapat Marwan bin Salim Al Jazari. Imam Ahmad dan Nasa’i berkata, ia tidak bisa dipercaya. Imam Bukhari dan Muslim serta Abu Hatim berkata, ia munkarul hadits. Kata Abu Arubah Al Harrani, ia sering memalsukan hadits. (Mizanul I’tidal IV : 90-91). Imam Bukhari berkata : setiapa yang aku katakan Munkarul-Hadits tidak bisa dipakai sebagai landasan hukum (hujjah).
2. Hadits no 2 diriwayatkan i adalah Ibnu Abi Syaibah, Abu Daud No. 3121. Hadits ini lemah karena Abu Utsman, di antara perawi hadits ini adalah seorang yang majhul (tidak diketahui), demikian pula dengan ayahnya. Hadits ini juga mudtharib (goncang sanadnya/tidak jelas)
3. Hadits ini diriwayatkan Ad-Darimi 2:457 dari jalur Amr bin Zararah. Dalam sanad hadits ini terdapatSyahr bin Hausyab. Ibn Hajar berkata : Ia banyak memursalkan hadits dan banyak keliru.(Taqrib I:355, Mizanul I’tidal II:283)
4. Hadits ini diriwayatkan oleh At-Tirmidzi (No. 3048) dan Ad-Darimi 2:456. Di dalamnya terdapat Muqatil bin Sulaiman. Ayah Ibnu Abi Hatim berkata : Aku mendapati hadits ini di awal kitab yang di susun oleh Muqatil bin Sulaiman. Dan ini adalah hadits batil, tidak ada asalnya. (Silsilah Hadits Dha’if No. 169, hal. 202-203). Imam Waqi’berkata : Ia adalah tukang dusta. Kata Imam Nasa’i : Muqatil bin Sulaiman sering dusta.(Mizanul I’tidal IV:173)
5. Hadits inipun dhaif . Jami’ush Shagir, No. 5798 oleh Syaikh Al-Albani
6. Dha’if Jamiush Shaghir, No. 5801 oleh Syaikh Al-Albani
7. Hadits ini diriwayatkan oleh Ad-Darimi dari jalur Al-Walid bin Syuja’. Atha bin Abi Rabah, pembawa hadits ini tidak pernah bertemu Nabi saw. Sebab ia lahir sekitar tahun 24H dan wafat tahun 114H.(Sunan Ad-Darimi 2:457, Misykatul Mashabih, takhrij No. 2177, Mizanul I’tidal III:70 dan Taqribut Tahdzib II:22)
8. Hadits ini diriwayatkan oleh Thabrani dalam Mu’jam Shaghir dari Anas, tetapi dalam sanadnya adaSa’’d bin Musa Al-Azdy, ia seorang pendusta dan dituduh oleh Ibnu Hibban sering memalsukan hadits. (Tuhfatudz Dzakirin, hal. 340, Mizanul I’tidal II : 159-160, Lisanul Mizan III : 44-45)
9. Diriwayatkan oleh Thabrani dalam kitabnya Mu’jamul Ausath dan As-Shaghir dari Abu Hurairah, tetapi dalam sanadnya ada rawi Aghlab bin Tamim. Kata Imam Bukhari, ia munkarul hadits. Kata Ibnu Ma’in, ia tidak ada apa-apanya (tidak kuat). (Mizanul I’tidal I:273-274 dan Lisanul Mizan I : 464-465)
10. Telah berkata Ibnul Jauzi, hadits ini dari semua jalannya adalah batil, tidak ada asalnya. Imam Daruquthni berkata : Muhammad bin Zakaria yang ada dalam sanad hadits ini adalah tukang memalsukan hadits. (Al-Maudhu’at, Ibnul Jauzi, I/246-247, Mizanul I’tidal III/549, Lisanul Mizan V/168, Al-Fawaidul Majmua’ah hal. 268 No. 944)
Sebagai kesimpulan dari riwayat-riwayat diatas Ibnu Qoyyim Al-Jauziyah berkata : Bahwa semua hadits yang isinya tentang keutamaan membaca surat ini dan ini serta akan begini dan begitu, semua haditsnya lemah dan maudhu’ (palsu). Dan hal tersebut diakui oleh yang memalsukan hadits tersebut. Mereka (yang memalsukan hadits) berkata : Dengan dibuatnya hadits tersebut kami berharap umat Islam sibuk dengan membacanya ayat dan surat tertentu, dan menjauhkan ummat dari ayat yang lain juga menjauhkan dari kajian kitab-kitab yang lainnya ( al-Manaar al-Mufish al-Shahih wa al-Dhaif h. 113-115).
0 komentar:
Posting Komentar